D A R I S A L I B K A U B U A T K U J A TU H C I N T A


 

D A R I   S A L I B  K A U   B U A T K U   J A TU H   C I N T A

 Aku adalah seorang anak sulung dari dua bersaudara. Masa remaja ku sedikit ku baktikan dalam kegiatan – kegiatan gereja . Ya, seperti remaja pada umumnya aku pun tergabung dalam suatu wadah kaum muda yaitu REKAT di gereja ku . Pada tahap inilah rasa ingin tahu yang menggebu – gebu dalam diriku begitu kuat . Tepatnya di bulan Desember 2010 , dengan rasa terpaksa dan pastilah dengan bersungut – sungut aku mengikuti rekoleksi panggilan yang diadakan oleh seksi missioner parokiku tinggal. Dalam acara ini banyak sekalikaum berjubah yang hadir .

Cinta pada pandangan yang pertama . Mungkin inilah yang membuat enjoy  dalam mengikuti acara tersebut. Berangkat dari perasaan terpaksa , ku ikuti segala rangkaian acara yang dikemas . Puncaknya pada session “ promosi panggilan ” rasa penasaranku pada kaum berjubah begitu tinggi. Ketertarikanku pun mulai muncul pada kaum berjubah. Satu hal yang terus kuingat dan mengesan pada saat itu adalah paparan promosi panggilan dari satu kongrgasi suster.

Sayangnya , tak sempat ku menghafal apa nama kongregasi itu , hanyalah satu cirri yang selalu kukenang “ salib” yang dikenakan. Dari mulai kongregasi itu melakukan presentasi mataku tak lepas dari “ salib ” yang para suster kenakan . Tak terasa acara pun usai , akhirnya ku pulang dengan membawa rasa penasaran yang mendalam .

Waktu pun silih berganti , di masa SMA ini aku kembali aktif dalam wadah perkumpulan anak muda OMK di gereja , selain itu aku pun terlibat dalam perkumpulan pelajar Katolik di salah satu kabupaten dimana sekolahku berada.

Menyimpan rasa penasaran yang pernah singgah dalam benakku membuatku semakin mencari informasi yang kubutuhkan . Saat masa SMA ini petualanganku pun kumulai . Mulai mengenal kaum berjubah dari satu ke yang lain . Tibalah di akhir masa SMAku , aku bertekad ingin segera masuk biara , namun hal itu tidaklah berjalan mulus , orangtua menghalang kemauanku dengan meminta agar aku melanjutkan sekolah lagi .

Akhirnya , kulanjutkan studyku di tanah “Sang Bumi Ruwa Jurai ”  dengan tujuan utama dapat meluluhkan hati orangtua. Dalam perjalanan waktu , rasa penasaranku akan kongregasi yang memiliki tanda “salib”  itu semakin menggebu – gebu . Di semester ke – 2 ini , studyku mulai goncang , karena aku lebih aktif di organisasi mahasiswa Katolik .

Dalam keseharian di organisasi ini rasa nyaman akan apa yang kudambakan perlahan mulai menunjukkan sinarnya . Hal yang membuatku ingin selalu berlama – lama berada dalam basecamp oraganisasi ini tak lain karena setiap harinya selalu ada kaum berjubah yang selalu datang , entah itu singgah hingga melakukan promosi panggilan secara tersirat . Rasa ini semakin menyiksaku dalam mengarungi lautan perjalanan hidup ini . Hingga tanpa kusadari studyku di semester yang ke – 2 ini ku habiskan dengan petualangan berkunjung ke biara – biara para suster di “kota Tapis Berseri”  ini.

Merasa mulai jenuh dikota ini , aku memutuskan untuk  kembali pulang ke daerah asalku “Kota Benteng”  . Sesampainya aku disini , kuputuskan untu bekerja di salah satu perusahaan pengiriman barang . Sepertinya , sejenak dunia mulai meluluhkan hatiku dengan segala kenikmatan yang diberi. Melalui pekerjaan , keterlibatan aktif dalam pendampingan BIAK dan REKAT di stasi dimana aku tinggal , dalam masyarakat dan terlebih semakin akrab dengan apa itu cinta duniawi.

Ah . . . , ternyata daya pikat sang empunya tuaian lebih kuat menarik hatiku dengan mengirimkan para kaum berjubah di stasiku untuk mengadakan live in . Kuikuti acara yang mereka adakan di stasiku ya walau pun rasa awal untuk mengikuti acara tersebut penuh dengan kegelisahan namun tetap kuikuti , karena saat itu juga adalah kewajibanku untuk mendampingi anak – anak REKAT mengikuti acara tersebut.

Saat perayaan ekaristi dipesembahkan , seketika tatapan mataku terteju pada seorangt suster yang mengenakan “salib” di dadanya , saat itu juga ingatanku tentang rasa ketertarikan pada kau berjubah kembali muncul dalam benak ku .

Seusai perayaan ekaristi , perlahan kumulai menyapa satu per satu kongregasi yang hadir dalam acara tersebut . Mulai sedikit bertanya – tanya dengan para kaum berjubah tersebut sehingga membuat ku semakin terpanah . Akhirnya , petualanganku mencari kongregasi yang terus membuatku penasaran kutemukan saat kunjungannya di stasiku sendiri , kongregasi itu adalah “ Kongregasi Suster – Suster Misionaris Claris dari Sakramen Mahakudus ” .

Perasaanku saat itu tak bisa kuungkapkan hanyalah sepatah kata yang terucap dalam hati “ Thanks God , ini yang ku cari ” . Hari terus berganti , keakrabaku dengan kongregasi ini dapat terjalin dengan salah seorang suster melalui jejaring sosial . Pucuk dicinta ulampun tiba , bak gayung bersambut aku memberanikan diri untuk bermain ke biara Misionaris Claris , yang ternyata komunitasnya ada di “ kota gadis ” yang tak jauh dari rumahku.

Tibalah aku disekolah cinta para suster MC , atmosfer kedamaian dan cinta mulai kurasa saat kuinjakkan kaki di halaman biara ini . Semua terasa damai dan tenang di sini , membuat tekadku semakin mantap untuk memilih menyerahkan diri kepada Tuhan seutuhnya melalui kongregasi ini.

Sepulang aku dari live in di sekolah cinta para suster MC , tekadku semakin bulat , hingga akhirnya segala persiapa kulakukan . Tepat di peringatan St. Theresia sari Kanak – kanak Yesus aku mulai membaktikan diriku dengan memulai masa postulanku dalam kongregasi Misionaris Claris .

 

 

Komentar

Postingan Populer